Asesmen Lapangan Program Sarjana PAK 2025
- Ezekiel Eleos Augustin
- Oct 22
- 3 min read
Updated: Oct 23
Telaah Mendalam Asesmen Lapangan S1 PAK STTBI: Komitmen Menuju Kualitas Berkelanjutan Bersama LAMDIK
JAKARTA – Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia (STTBI) menegaskan komitmennya terhadap penjaminan mutu akademik dan kelembagaan dengan sukses menyelenggarakan Asesmen Lapangan (AL) untuk Program Studi Sarjana (S1) Pendidikan Agama Kristen (PAK). Kegiatan akreditasi eksternal yang esensial ini telah berlangsung secara intensif selama dua hari penuh, pada Selasa dan Rabu, 22-23 Oktober 2025.
Pelaksanaan asesmen ini merupakan mandat dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK), memastikan bahwa penyelenggaraan pendidikan di STTBI telah memenuhi standar nasional dan etika akademik yang ditetapkan.
Profil Tim Asesor Pakar dari LAMDIK
Proses asesmen dipimpin oleh tim pakar yang memiliki kredibilitas tinggi di bidang teologi dan pendidikan tinggi:
Kehadiran kedua doktor ini menjamin bahwa telaah mutu program studi dilakukan berdasarkan perspektif yang komprehensif, multi-disiplin, serta berlandaskan pada filosofi pendidikan Kristen yang kokoh.
Seremonial Pembukaan dan Penyerahan Tanggung Jawab Mutu
Agenda diawali dengan upacara pembukaan yang tertib dan khidmat. Dr. Ferdinand Edu memimpin jalannya acara sebagai Master of Ceremony (MC) institusi. Acara dilanjutkan dengan penyampaian sambutan resmi oleh Dr. Frans Pantan, Ketua STTBI, yang menggarisbawahi visi kelembagaan dalam upaya mencapai keunggulan akademik.
Puncak pembukaan adalah pemaparan executive summary Program Studi S1 PAK oleh Ibu Priscila Ishak, M.Th., selaku Ketua Program Studi. Pemaparan ini secara simbolis menandai penyerahan tanggung jawab mutu program studi kepada tim asesor untuk dievaluasi, dan secara resmi memulai rangkaian asesmen hari pertama.
Telaah Dokumen, Diskusi Konseptual, dan Klarifikasi Substansi
Selama proses asesmen, tim asesor LAMDIK melakukan telaah dokumen secara mendalam, meliputi Laporan Evaluasi Diri (LED), Dokumen Kinerja (DEK), dan seluruh bukti pendukung Tridarma. Aspek validitas, reliabilitas, dan compliance dari setiap data menjadi fokus utama dalam proses ini.
Ibu Priscila Ishak, M.Th. dan Tim Program Studi menunjukkan profesionalisme tinggi dengan secara tanggap memberikan klarifikasi dan penjelasan yang komprehensif atas setiap pertanyaan substansi yang diajukan oleh asesor. Interaksi ini membuka ruang diskusi akademik yang produktif, yang secara eksplisit menyoroti bahwa beberapa bagian konseptual dan metodologis pada dokumen awal program studi perlu mendapatkan pelurusan dan rekonseptualisasi yang lebih akurat. Hasil temuan ini memerlukan revisi dokumen yang signifikan dari Tim Program Studi S1 PAK sebagai bentuk komitmen terhadap standar mutu ilmiah.
Hari Kedua: Telaah Metode Pengajaran dan Sarana Fisik Kampus
Memasuki hari kedua, fokus asesmen segera beralih ke aspek operasional dan fungsional. Para asesor melanjutkan penilaian dengan cermat terhadap tatacara pengajaran PAK melalui sesi micro teaching yang dinilai secara detil dan komprehensif. Evaluasi ini bertujuan memastikan bahwa metode pedagogis yang diterapkan selaras dengan capaian pembelajaran yang ditetapkan secara kurikuler dan teologis.
Setelah itu, agenda dilanjutkan dengan penilaian kelengkapan sarana dan prasarana. Tim asesor melakukan room tour dengan mengelilingi seluruh ruang dan gedung STTBI. Selama peninjauan, Dr. Apin MIlitia Christi memandu, memaparkan secara rinci fungsi teknis setiap ruang serta menjawab setiap pertanyaan asesor mengenai kesesuaian fungsional ruang dengan divisi atau unit yang menaunginya. Proses ini esensial untuk memverifikasi bahwa dukungan infrastruktur fisik telah memadai dan terintegrasi dengan kebutuhan akademik.
Penekanan pada Koherensi Integratif dan Dampak Transformasi Sosial
Dalam sesi pleno, para asesor memberikan insight yang sangat berharga. Secara filosofis dan teologis, mereka kembali menegaskan pentingnya koherensi integratif antara Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sebagai cetak biru kurikulum, dengan dampak luaran pembelajaran yang terukur di kelas, serta aktualisasi pengabdian kepada masyarakat yang bersifat komprehensif dan transformatif.
Penekanan ini bukan hanya sekadar kepatuhan administrasi, melainkan ajakan untuk merefleksikan kembali bahwa pendidikan di STTBI harus mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran sosial-teologis yang tinggi. Setiap detail laporan yang ditelaah asesor berfungsi sebagai instrumen akuntabilitas publik dan ilmiah bagi program studi.
Di akhir kegiatan, masukan strategis dan futuristik yang disampaikan oleh para asesor menjadi cetak biru profesional bagi STTBI. Seluruh civitas academica STTBI menyambut baik rekomendasi tersebut sebagai momentum emas untuk terus berbenah diri dan mencapai peningkatan kualitas berkelanjutan (continuous quality improvement) dalam rangka mewujudkan visi institusi teologi yang unggul dan relevan di era modern.

























Comments