Peringatan HUT GBI ke-55
- Ezekiel Eleos Augustin
- Oct 20
- 3 min read

Pada hari Rabu, 15 Oktober 2025, Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia (STTBI) menyelenggarakan peringatan Hari Ulang Tahun Gereja Bethel Indonesia (GBI) yang ke-55. Momentum bersejarah ini menjadi refleksi mendalam atas perjalanan panjang sinode Gereja Bethel Indonesia sejak berdirinya pada tahun 1970 hingga saat ini. Selama lebih dari setengah abad, GBI telah menorehkan jejak pelayanan yang signifikan dalam mewartakan Injil dan memperluas karya Kerajaan Allah di Indonesia maupun di kancah global. Dengan semangat Pentakosta yang tetap menyala, GBI terus mengokohkan dirinya sebagai gereja yang berkomitmen terhadap pengajaran firman Tuhan, penginjilan, serta pengembangan sumber daya manusia rohani yang berkualitas dan berkarakter Kristus.
Dalam ibadah peringatan tersebut, Pdt. Frans Pantan, selaku Ketua STT Bethel Indonesia, menyampaikan khotbah dengan tema “Pemimpin yang Berintegritas”, yang diangkat dari kitab Keluaran 18:21. Melalui firman ini, beliau menegaskan bahwa integritas merupakan fondasi utama dalam kepemimpinan Kristen, sebagaimana Musa diperintahkan untuk memilih para pemimpin yang cakap, takut akan Allah, dapat dipercaya, dan membenci pengejaran suap. Integritas, dalam konteks pelayanan, bukan hanya menyangkut moralitas pribadi, tetapi juga merupakan manifestasi dari ketaatan dan kesetiaan terhadap kehendak Allah di tengah-tengah tanggung jawab kepemimpinan gerejawi maupun akademik.
Lebih lanjut, Pdt. Frans Pantan menyerukan agar setiap pelayan Tuhan di lingkungan GBI dan STT Bethel Indonesia meneladani semangat pengabdian dan integritas yang telah dicontohkan oleh Bapak H. L. Senduk, pendiri Gereja Bethel Indonesia sekaligus Seminari Bethel. Beliau dipandang sebagai sosok pemimpin visioner yang tidak hanya membangun lembaga, tetapi juga menanamkan nilai-nilai rohani yang kokoh dan relevan lintas generasi. Buah dari ide, gagasan, serta pemikiran beliau terus memberikan dampak nyata hingga saat ini, baik dalam kehidupan gerejawi maupun dalam pengembangan teologi Pentakosta di Indonesia.
Melalui peringatan HUT GBI ke-55 ini, STT Bethel Indonesia meneguhkan kembali panggilannya untuk terus menjadi wadah pembinaan rohani dan intelektual bagi para pelayan Tuhan yang berintegritas, berkarakter Kristus, dan berdedikasi bagi kemuliaan nama Allah. Perayaan ini bukan sekadar bentuk apresiasi terhadap sejarah, melainkan juga momentum spiritual untuk memperbarui komitmen pelayanan yang murni, penuh kasih, dan berlandaskan kebenaran firman Tuhan.

Kemeriahan perayaan tersebut semakin lengkap dengan persembahan kesaksian pujian dari para dosen homebase STT Bethel Indonesia, yang dengan penuh sukacita membawakan lagu rohani bertajuk “Yesus yang Termanis.” Lagu ini dinyanyikan sebagai ungkapan syukur yang mendalam dan pujian tulus kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan-Nya yang setia dalam perjalanan pelayanan Gereja Bethel Indonesia selama lima puluh lima tahun.
Pada penghujung acara, sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi atas jasa serta warisan rohani Bapak H. L. Senduk, Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia melaksanakan kegiatan simbolis yang sarat makna, yakni pembagian Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2 (TB2) kepada seluruh mahasiswa yang belum memiliki Kitab Suci pribadi. Tindakan ini tidak hanya dimaknai sebagai pemberian secara material, melainkan juga sebagai wujud konkret dari semangat pelayanan yang diwariskan oleh pendiri Gereja Bethel Indonesia—bahwa pewartaan Injil harus senantiasa berakar pada firman Tuhan yang hidup dan bekerja melalui generasi demi generasi.
Melalui inisiatif tersebut, STT Bethel Indonesia menegaskan komitmennya untuk membentuk generasi muda yang berakar kuat dalam kebenaran Alkitab, mampu mengasihi Sabda Allah, dan tekun mempelajarinya dalam konteks kehidupan teologis, akademis, maupun praktis pelayanan. Diharapkan, setiap mahasiswa yang menerima Alkitab ini tidak hanya menjadikannya sebagai bacaan rohani, tetapi sebagai pedoman hidup yang menuntun mereka dalam menjalankan panggilan ilahi, baik di dalam gereja, dunia pendidikan, maupun masyarakat luas.

Dengan demikian, pembagian Alkitab ini menjadi simbol kesinambungan misi Pentakosta yang diemban oleh Gereja Bethel Indonesiabahwa Injil Yesus Kristus harus terus diberitakan, dipelajari, dan dihidupi oleh generasi muda sebagai pewaris iman yang tangguh, berintegritas, dan berkomitmen untuk memuliakan Allah dalam seluruh aspek kehidupan.






































Comments